Tugas

Paing : “Tadi, aku lihat para penarik bajaj yang sebelum matahari terbit sudah berkumpul dipangkalannya Bu.”
Istri : “Memangnya ada apa Kang?”
Paing : “Aku punya ide Bu. Bagaimana kalau kita jualan saja disana? Saya yakin, pasti akan laku keras apalagi masakan Ibu kan enak.”
Istri : “Aduh Akang, bisa saja memujinya. Baiklah, aku siapkan dulu masakannya biar besok pagi tinggal dihangatkan saja lalu Akang bawa.”

Istri : “Ada apa Kang? Kenapa kamu terlihat lesuh?”
Paing : “Usahaku direbut orang yang kemaren aku suruh menjaga jualan kita Bu.”
Istri : “Jadi, bagaimana Kang?”
Paing : “Aku juga tidak tau Bu. Tadi, bukan kepayang kemarahan akang. Hanya saja akang tak bisa berkelahi. Akang hanya bisa bersabar.”

Istri : “Ada kabar baik Kang.”
Paing : “Kabar baik apa Bu?”
Istri : “Tadi aku ke Tante yang punya usaha senam di seberang gang. Awalnya aku kira dia yang akan mempekerjakanmu di tempatnya. Tenyata tidak, dia merekrut kamu untuk bekerja di rumah teman arisannya yang sedang butuh tukang kebun. Kamu bisa kan Kang?”
Paing : “Ya, aku bisa. Mulai kapan aku bisa bekerja?”
Istri : “Besok Kamu pergi saja menemui Tante. Nanti dia yang mengatarmu ke rumah temannya.”
Paing : “Baiklah. Akang tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.”

Lontara Rindu : Bahagia Itu Sederhana Hanya Tentang Bertemu Yang Dirindu

S Gegge Mappangewa (y)

ruangkata perempuanembun

13616157

   Judul Buku : Lontara Rindu

   Penulis : S. Gengge Mappangewa

   Ukuran: 13.5 cm x 20.5 cm

   Tebal. : 342 halaman

   Harga : Rp 50.000,-

   ISBN : 987-602-7959-01-9

   Lini : Novel

Lontara Rindu”, mungkin kesakralan dari perasaan rindu membuat novel ini diberi judul dengan awal kata lontara, sudah dijelaskan pula oleh Penulis di Bagian Prolog bahwa Lontara adalah huruf tradisional masyarakat bugis – , atau makasar, bahkan suatu kepercayaan yang bernama Tolotang menamai kitab suci mereka dengan kata Lontara. Dari judul novel seperti sudah tergambar kesan akan  perasaan rindu yang seolah-olah sudah tertulis dalam kitab yang dianggap suci sebagai cerita atau perasaan yang takterbantahkan yang sudah digariskan.

Lontara (Huruf tradisional masyarakat Bugis-makasar, di tulis di daun lontar dengan menggunakan lidi atau batang ijuk lalu digosok dengan arang sehingga berbekas. Lontara juga bisa berarti kitab. (Hal.2)

kisah tentang kerinduan yang sudah pasti menjadi…

View original post 1,569 more words

Pilihan?

Malam itu adalah awal malapetaka untuk keluarga Hamid dan Hani, hujan turun mengguyur daerah Maros suara halilintar terdengar dimana-mana. Hani yang saat itu telah memiliki kandungan dengan usia 9 bulan lebih, menurut perhitungan seharusnya Hani sudah melahirkan dari kemaren tapi entah sampai tadi sore belum ada tanda-tanda juga. Hani tiba-tiba merasa kesakitan di perutnya, Hamid yang sangat khawatir segera mencari kendaraan untuk membawa Hani ke rumah sakit, didalam mobil Hani tak henti-hentinya berteriak kesakitan. Hamid hanya bisa mengusap-usap kepala istrinya itu sambil terus membaca astagfirullah. Karena malam itu hujan dan jalananpun menjadi banjir perjalanan mereka pun menjadi terhambat, Hani hanya bisa menangis dan menangis menahan rasa sakitnya.

“Kalau saja ini sudah ajalku aku ikhlas sayang, asalkan anak kita bisa selamat.” Kata Hani sambil terus menangis.

“Janganlah kamu berkata seperti itu sayang. Kalau kamu pergi, aku membesarkan anak kita nanti dengan siapa?” kata Hamid sambil menangis pula.

“Kamu pasti bisa menjaga anak kita sayang, aku yakin kamu bisa.” kata Hani sambil berusaha tersenyum walaupun air matanya masih saja jatuh.

“Kamu jangan pernah mencoba berfikir seperti itu sayang sungguh aku tak bisa hidup tanpa kamu.” Kata Hamid sambil menatap mata istrinya itu.

“Aku sudah tak sanggup lagi sayang, aku sudah tak bisa menahan sakit ini.” Kata Hani lagi.

“Kamu harus kuat demi aku dan anak kita.” Kata Hamid.

“Aaa. . ..Suara teriakan Hani yang sesaat itu langsung pingsan.

Sopir yang mengendarai mobil itupun kaget mendengar teriakan Hani dan langsung berbalik.

“Pak tolong dipercepat lagi mobilnya.” Kata Hamid kepada sopir itu.

“Iya pak sabar, ini sudah cukup cepat pak.” Kata sopir itu.

Sopir itupun tambah mempercepat lagi laju mobilnya, sementara Hamid hanya bisa menangis melihat wajah istrinya Hani yang sudah terbujur kaku dengan keringat yang membasahi badannya.

****

Beberapa saat kemudian, mobilpun sampai di rumah sakit. Hamid langsung berlari masuk kedalam rumah sakit.

“Suster… tolong … tolong… suster… istri saya” teriak Hamid.

Susterpun segera datang dan membawa tandu dorong untuk membawa Hani ke ruang UGD.Hani pun memasuki ruang UGD dan dokter pun segera masuk dan menangani Hani.

Selang beberapa saat dokterpun keluar dengan raut wajah yang sedih.

“Ada apa dok?” kata Hamid sambil menggoncangkan badan dokter itu.

“Anak dan istrimuuu…” Kata dokter itu dengan raut muka yang masih saja sedih.

“Ada apa dengan anak dan istriku dok! Bicara dok!” kata Hamid sambil menatap tajam mata dokter itu.

“Maaf pak saya harus mengatakan ini, anak anda dapat diselamatkan tapi..” kata dokter itu tak melanjutkan kata-katanya.

“Tapi apa dok? Anak saya kenapa?” kata Hamid setengah teriak.

“Harus ada dari salah satu yang harus dikorbankan pak.” Kata dokter itu.

“Apa maksud dokter. Jelaskan dok!” tegas Hamid.

“Anak anda dapat diselamatkan tapi istri anda terancam tidak dapat diselamatkan, sebaliknya pula istri anda dapat diselamatkan tapi anak anda terancam tidak dapat diselamatkan, bapak harus memilih.” Kata dokter dengan nada yang rendah.

Mendengar perkataan dokter itu, seluruh badan Hamid serasa kaku, Hamid langsung tertunduk kaku, dia bingung harus berbuat apa. Disatu sisi dia tak ingin kehilangan istrinya, tapi disisi lain pula dia tak ingin kehilangan anak pertamanya yang sedari dulu telah didamba-dambakannya. Hamid hanya dapat membungkam bisu. Entah apa yang difikirkannya, semua orang yang ada disekelilingnya seketika itu menjadi ikut bingung.

“Ada apa pak? Bapak kenapa?” kata sopir itu.

“Aku harus bagaimana? Aku memilih yang mana pak? Aku bingung?” kata Hamid dengan nada yang sangat rendah.

“Sabarlah pak semua ini hanyalah cobaan dari Allah swt. Perbanyak istigfar pak.” Kata sopir itu menenangkan.

“Bagaimana aku bisa tenang pak,istriku dan calon bayiku sedang menghadapi keadaan yang sangat buruk.” Kata Hamid.

“Lebih baik bapak pergi shalat tahajud saja dan memohon kepada Allah swt. Semoga bapak diberikan ketenangan dan pencerahan.” Kata sopir itu lagi.

“Baiklah pak mungkin itu hal yang paling baik yang dapat aku lakukan saat ini.” Kata Hamid sambil melangkahkan kakinya menuju mushallah.

****

Hamid segera mengambil air wudhu dan langsung melaksanakan shalat tahajud, dia berusaha untuk se khusyuk mungkin, walaupun hatinya masih saja sangat perih harus memilih diantara dua pilihan yang sangat sulit.

Beberapa menit berlalu Hamid pun selesai melaksanakan shalat tahajudnya diapun mulai berdoa “ya Allah, jika ini memang cobaan darimu aku ikhlas ya Allah tapi tolong berikanlah aku jalan keluar untuk semua ini. Apakah aku harus menyelamatkan istriku atau aku harus menyelamatkan anakku.” Hamid berdoa, tak terasa air matanya jatuh membasahi pipinya.

Hamid segera mengusap air matanya dan hendak keluar dari mushallah, saat ingin keluar dari mushallah Hamid bertemu dengan seorang pengamen kecil yang sedang kelaparan. Karena Hamid kasihan kepadanya akhirnya Hamid mengajak anak itu pergi makan di warung. Anak itu sangat senang dengan ajakan Hamid, bagaimana tidak anak itu memang sudah tidak makan selama seminggu. Dia selalu meminta kepada orang-orang tapi tidak ada satu orangpun yang ingin memberinya makan.

Sesampainya diwarung Hamidpun memesankan makanan untuk anak pengamen itu dan anak pengamen itupun makan dengan lahapnya.

“Nama kamu siapa nak?” kata Hamid membuka pembicaraan.

“Nama saya Andi pak.” Jawab polos anak itu.

“Kamu tinggal dimana nak?” kata Hamid lagi bertanya.

“Aku tidak mempunyai tempat tidur yang tetap pak.” Kata anak itu lagi.

“Memangnya kedua orang tuamu ada dimana nak?” kata Hamid.

“Bapak dan ibu saya sudah meninggal pak, saya sebatang kara pak” kata anak itu sambil menitikkan air mata.

“Jangan menangis nak, ya sudah lebih baik kamu lanjut saja makan kamu.” Kata Hamid.

Anak itupun melanjutkan makannya. Tak lama makanan anak itu habis.

“Kamu masih lapar nak?” kata Hamid lagi.

“Tidak pak terima kasih saya sudah kenyang ini sudah sangat lebih dari cukup.” Kata anak itu dengan wajah senang.

“Kamu mau tidak ikut bapak saja.” Kata Hamid menawari anak itu.

“Ikut kemana pak?” Tanya anak itu polos.

“Ikut kerumah bapak nak, bapak ingin mengangkat kamu sebagai anak bapak.” Kata Hamid lagi.

“Wah.. mau pak mau..” kata anak itu kesenangan.

“Serius kamu mau nak.” Kata Hamid meyakinkan.

“Iya pak saya serius.” Kata anak itu meyakinkan.

“Baiklah sekarang kamu ikut bapak ya.” Kata Hamid.

“Iya pak.” Kata anak itu.

Hamidpun membawa Andi kerumah sakit.

****

Hamid dan Andipun sampai dirumah sakit. Andi bingung kenapa dia dibawa kesini, tapi karena tidak ingin membuat Hamid tersinggung, dia tidak jadi bertanya.

Dokterpun datang menemui Hamid.

“Bagaimana pak? Sudah diputuskan?” Kata dokter.

“Iya pak, saya sudah memutuskan.” Kata Hamid.

“Semoga keputusan bapak bisa membawa kebaikan pak.” Kata sopir itu.

“Aamiin pak, dokter.. saya memutuskan untuk menyelamatkan istri saya saja, saya sudah menemukan Andi ini saya bisa mengangkatnya sebagai anak saya. Biarpun saya memang mendambakan anak ini, tapi saya lebih tidak bisa jika istri saya yang harus dikorbankan . “ kata Hamid sambil merangkul Andi.

“Baiklah kalau memang itu keputusan bapak. Saya akan segera mengangkat bayi dalam Rahim istri anda.” Kata dokter.

“Iya dok.” Kata Hamid.

Dokterpun masuk kedalam ruang UGD dan menangani Hani. Bayinya pun diangkat dari dalam rahim Hani.

Selang beberapa jam berlalu akhirnya Hani sadar, dan langsung mencari Hamid.

“Sayang.. kamu dimana..” Kata Hani teriak.

“Aku disini sayang, aku selalu ada didekatmu jangan takut.” Kata Hamid menenangkan Hani.

“Anak kita mana ? aku ingin melihatnya.” Kata Hani.

“Anak kita sudah berada di alam yang kekal sayang.” Kata Hamid.

“Jadi… anak kita..” kata Hani menangis.

“Iya anak kita tidak dapat diselamatkan.” Kata Hamid.

Hani langsung menangis seketika itu, Hamid pun memanggil Andi untuk masuk kedalam ruangan UGD itu, dan Andipun masuk kedalam.

“Kenalkan ini Andi, ini yang akan menggantikan anak kita yang sudah pergi.” Kata Hamid.

Hani hanya tersenyum, sepertinya dia senang bisa mendapatkan anak angkat seperti Andi.

 

Beberapa minggu kemudian. . .

Hani pun dinyatakan dapat keluar dari rumah sakit, Hamid dan Andi segera ke rumah sakit dan menjemput Hani. Hanipun di pulangkan kerumah, dan sejak saat itu Andi resmi menjadi anak angkat dari Hamid dan Hani. Mereka pun hidup bahagia dengan keberadaan Andi.

**Selesai**

 #Sitti Fatimah Rauf

SAHABAT TAK TERDUGA

Sahabat adalah seseorang yang mungkin sangat jarang untuk kita temukan dalam kehidupan kita. Tapi, saat kita menemukannya hidup kita pasti akan terasa lebih lengkap dan terasa indah. Sahabat adalah pelengkap hidup kita selain orang tua dan pasangan kita kelak. Seorang sahabat selalu ada di dekat kita saat suka maupun duka. Mungkin itulah persepsiku mengenai sahabat. Sahabat tak dapat diprediksi kapan dan dimana kita dapat menemukannya. Bahkan siapa orangnya kita juga tak dapat memprediksikannya. Bisa saja sahabat adalah musuh kita sebelumnya. Adapun definisiku mengenai musuh, Musuh adalah orang yang mungkin sangat sering membuat kita marah, kesal, jengkel, dan lain sebagainya, kita membencinya. Namun, ada pada saatnya musuh bisa menjadi teman yang sangat mengerti kita disaat kita dalam keadaan rumit dan kita tak dapat lagi menghadapinya sendiri. Musuh juga pada saatnya bisa menjadi sahabat kita. Mungkin memang pada awalnya musuh adalah orang yang sangat kita benci. Namun, ada saatnya pula perasaan itu berubah dan terkadang berbalik arah, menjadi suka, sayang, bahkan cinta.

Bagiku sahabat juga kakak/adikku, teman bahkan pacarku. Tapi, selama beberapa tahun aku menghirup nafas didunia ini, aku belum bisa juga mendapatkan seseorang yang dapat aku jadikan sebagai sahabat. Kalaupun aku dekat dengan seseorang, mereka belum bisa untuk aku kategorikan sebagai sahabat. Menurutku, mereka belum bisa aku percayai. Tapi, ketika masalah itu menimpa ayahku. Aku mulai menemukan orang yang dapat menjadi sahabatku.

Hari itu, seperti biasanya aku duduk di bawah pohon sambil membaca komik kesukaanku “CONAN”. Aku membaca komik kesukaanku itu dengan suara yang nyaris tak terdengar. Tiba-tiba handphoneku berbunyi akupun segera mengangkatnya.

“Apa benar ini anak dari Bapak Dani?” kata orang yang menelfon itu.

“Iya, benar pak. Ada apa ya?” kataku bertanya.

“Bapak anda kecelakaan nak. Dia menabrak pembatas jalan. Sepertinya dia sangat mengantuk saat mengendarai mobilnya.” Kata orang itu.

Betapa kagetnya aku. Handphoneku jatuh ke tanah bersama dengan komikku itu. Aku segera berlari ke rumahku dan mencari ibuku.

“Ibuuu….. ibuuuuuuuuuuu.” kataku sambil menangis.

Dari kejauhan tampak ibuku yang sedang berlari dari dapur.

“Ada apa nak?” kata ibu kaget.

“Aaaa…ayaa..h.” kataku lagi kepada ibu dengan tangisan yang tak bisa terbendung lagi.

“Kenapa ayah mu? Kata ibu mulai panik.

“Ayah kecelakaan.” Kataku lagi menangis.

Ibu memelukku dengan erat sambil mengusap kepalaku. Dia berusaha menguatkanku walaupun sebenarnya dia lebih sakit dariku.

“Sabar nak. Kita kerumah sakit sekarang.” Kata ibu menenangkanku.

Aku dan ibu pun langsung menelfon pamanku agar segera datang menjemput kami.

“Paman, tolong jemput aku dan ibu sekarang dirumah.” Kataku lewat telephone sambil menangis.

“Ada apa nak? Kenapa kamu menangis.” Kata paman bingung.

“Sudahlah paman, nanti aku jelaskan lebih lengkapnya sekarang jemput kami dulu.” Kataku lagi dengan suara lirih.

“Baiklah, paman berangkat sekarang.” Kata paman sambil tergesah-gesah.

Beberapa menit kemudian paman pun datang. Aku dan ibupun segera lari dari dalam rumah dan langsung ke dalam mobil. Pamanpun segera meluncur ke rumah sakit.

“Lebih cepat paman.” kataku kepada paman.

“Sabar nak. Ini sudah kencang sekali.” Kata paman.

Akupun hanya bisa menunggu sambil terus menangis, sementara ibuku tetap mendekapku erat sambil menenangkanku. Semakin mobil melaju, serasa waktu semakin cepat berlalu.

“Apa masih jauh paman?” kataku lagi.

“Sudah dekat nak. Sabar, ayahmu pasti kuat.” Kata paman meyakinkanku.

Beberapa menit kemudian, mobilpun sampai didepan rumah sakit, aku dan ibu langsung berlari masuk kedalam mencari keberadaan ayahku.

Dari kejauhan, datang seseorang yang dimataku tak terasa asing lagi rasanya. Dia adalah teman sekolahku Akbar. Bisa dibilang dia adalah musuh bebuyutanku disekolah setiap hari aku dan Akbar selalu saja rIbut dan berselisih paham, tapi saat itu dia bagaikan penyelamat ayahku.

“Imha, ayahmu.” kata Akbar kepadaku.

“Iya, aku sudah tau kok, kamu yang membawa ayahku kesini?” kataku lagi.

“Sebenarnya bukan aku yang membawanya kesini tapi ayahku. Karena ayahku mengetahui bahwa itu ayahmu dia menelfonku, akupun segera kesini. Kamu baik-baik saja kan?” kata Akbar sambil memegang tanganku.

“Iya, aku tidak apa-apa terimah kasih ya sudah membawa ayahku kesini.” Kataku lagi sambil tersenyum kearah Akbar.

“Iya, sama-sama kita kan sesama manusia harus saling membantu. Ayo aku antar kekamar rawat ayahmu.” Kata Akbar lagi sambil menarik tanganku dan membawaku kearah kamar rawat ayahku.

Aku berjalan dengan hati berdebar-debar. Aku sangat takut terjadi apa-apa dengan ayahku. Ayah yang sangat aku cintai dan sangat aku sayangi. Sementara ibuku juga cemas tapi masih saja berusaha menenangkanku.

“Tenanglah nak, ayahmu pasti akan baik-baik saja.” Kata ibu.

“Tapi, kalau terjadi sesuatu dengan ayah bagaimana?” kataku sambil menangis.

“Kamu nangis ya Imha? Baru kali ini aku melihat kamu menangis.” Kata Akbar meledek.

“Saat-saat seperti ini kamu masih saja ingin mencari gara-gara denganku.” Kataku mulai marah.

“Hehehe, maaf-maaf aku hanya bercanda makanya jangan nangis senyum dong, kalau senyum kan cantik.” Kata Akbar lagi.

“Yee.. malah ngeledek. Mau berantem ya.” Kataku.

“Heheh tidak bos cuman bercanda kok, supaya kamunya gak nangis lagi.” Kata Akbar.

Aku hanya memasang muka datar tanpa menjawab kata-kata Akbar lagi. Setelah melewati beberapa kamar, sampailah aku didepan pintu kamar rawat ayahku.

“Ini kamar rawat ayahmu Imha. Masuklah, sepertinya ayahmu sudah baikan.” Kata Akbar meyakinkanku.

Akupun langsung masuk kedalam dan mencari keberadaan ayahku. Setelah melihat keberadaan ayahku, rasanya aku ingin menangis. Ayahku terbujur di atas kasur rumah sakit, ibuku langsung ke ayahku dan langsung mendekap ayahku sementara aku masih diam ditempatku tanpa dapat berbuat apa-apa.

“Kenapa diam saja, sana ke ayahmu.” Kata Akbar.

Melihat aku diam saja, Akbar berusaha membuyarkan lamunanku. Dia menepuk pundakku, dan akupun kaget.

“Ada apa?” kataku kaget.

“Kenapa kamu bengong, sana ke ayahmu.” Kata Akbar.

“I..iya.” kataku.

Akupun segera berlari kearahku dan mendekapnya. Ternyata saat itu pula ayahku juga siuman.

“Ayah sudah sadar.” Kata ibu lega.

“Ada apa ini? Ayah baik-baik saja kok.” Kata Ayah.

“Tidak apanya orang kaki ayah sampai diperban seperti itu.” Kataku.

“Ini hanya luka biasa.” Kata Ayah lagi.

“Ayah ini memang gitu ya, saat-saat seperti saja masih saja bercanda.” Kataku.

“Aduh anak ayah yang satu ini, cemas sekali.” Kata ayah sambil mengusap kepalaku.

Akupun semakin mengeraskan dekapanku keayah.

“Nak Akbar kemari.” Kata ayah memanggil Akabar.

“Saya om?” kata Akbar.

“Iya, kamu.” Kata ayah.

Akbarpun menuju kearah ayah dan aku.

“Ada apa ya Om?” kata Akbar kebingungan.

“Terimah kasih ya, sudah menolong om.” Kata ayah berterimah kasih.

“Iya om sama-sama kan kita harus tolong menolong. Lagipula kan om ayahnya Imha.” Kata Akbar sambil tersenyum kepadaku.

“Kenapa kamu senyum-senyum, ada yang lucu ya.” Kataku.

“Tidak kok, tidak ada apa-apa.” Kata Akbar.

“Terus?” kataku.

“Kamu ini Imha, bukannya terimah kasih sama nak Akbar malah memarahinya. Maaf ya nak Akbar, Imha memang begitu.” Kata Ayah.

“Ih ayah.” Kataku cemberut.

“Haha, Imha lucu ya om kalau cemberut.” Kata Akbar mengejek.

“Ye.. kamu ngejek ya.” Kataku.

“Haha, tidak kok. Iya kan om?” Kata Akbar.

“Iya, Imha memang lucu. Ngomong-ngomong kalian berdua satu sekolah kan?” kata Ayah.

“Iya om, malah sekelas.” Kata Akbar.

“Oh ternyata, kalian sekelas. Tapi kenapa selama ini Imha tidak pernah cerita kalau punya teman sekelas namanya Akbar.” Kata Ayah.

“Aduh ayah ini, dia itu musuh aku.” Kataku nyablak.

“Lah, kok musuh? Apa benar nak Akbar.” Kata Ayah.

“Saya juga tidak tau om. Mungkin Imhanya menganggap saya sebagai musuhnya.” Kata Akbar.

“Sudahlah gak usah bahas itu lagi. Bagaimana keadaan ayah sekarang?” Kataku.

“Ayah baik-baik saja nak. Sana ajak Akbar jalan-jalan keluar ada yang mau ayah bicarakan dengan ibumu.” Kata ayah.

“Baiklah ayah.” Kataku.

Aku pun keluar dari kamar rawat ayahku, begitupun dengan Akbar. Dan berjalan-jalan mengelilingi rumah sakit itu.

“Kamu mau ketaman?” kata Akbar menawari.

“Ketaman?” kataku memastikan.

“Iya, ketaman.” Kata Akbar.

“Kamu tidak panaskan, tumben-tumbennya kamu baik sama aku?” kataku.

“Aduh, dimata kamu itu aku memang selalu jahat ya.” Kata Akbar.

“Bisa jadi.” Kataku sambil menjulurkan lidah kearah Akbar.

Akbar hanya tersenyum melihat tingkahku itu. Akbarpun menuju ke kursi taman, akupun memutuskan untuk ikut saja duduk. Menurutku tak ada salahnya juga kalau aku menerima ajakan Akbar, lagipula ditaman aku juga bisa melanjutkan membaca komikku.

Saat aku mengeluarkan komikku, ternyata Akbar juga mengeluarkan komik yang sama juga denganku “CONAN”.

“Eh, kamu ikut-ikutan ya?” kataku.

“Yee.. siapa bilang aku memang hobby membaca komik CONAN. Dirumahku sudah banyak edisi komik CONAN, itu semua aku kumpulkan sejak aku masih SMP.” Kata Akbar.

“Hah? Jadi sekarang komik CONAN kamu sudah berapa?” kataku antusias.

“Haha, antusias banget sih. Mau tau aja apa mau tau banget.” Kata Akbar.

“Yee.. aku serius tau.” Kataku.

“Haha, kalau tidak salah ada 20-an lebih.” Kata Akbar.

“Hah? Apa betul?” Kataku.

“Iyalah untuk apa juga aku bohong sama kamu.” Kata Akbar.

“Aku mau dong baca komik kamu.” Kataku.

“Pinjamin gak ya.” Kata Akbar.

“Ya udah kalau gak mau, gak usah.” Kataku cemberut.

“Aduh, nona manis jangan cemberut dong kan nanti gak cantik lagi.” Kata Akbar.

“Kamu suka banget ya ngeledek, tapi seru juga sih.” Kataku.

Akbar hanya tersenyum kearahku dan dia mulai membuka komiknya dan membacanya. Akupun juga demikian. Aku dan Akbarpun mulai membaca komik masing-masing. Tak terasa mataku mulai mengantuk dan akupun tertidur dibahu Akbar. Tapi Akbar fine-fine saja dan terus membaca komiknya.

Selang beberapa menit, Akbar telah meyelesaikan komiknya. Dan dia membangunkanku.

“Imha, bangun. Ini sudah jam berapa nanti ayah dan ibumu mencari kita.” Kata Akbar.

Akupun langsung bangun dengan kaget, dan langsung mengambil tasku dan berjalan menuju kamar rawat ayahku. Di perjalanan menuju kamar ayahku. Aku dan Akbarpun sempat berbincang-bincang.

“Kamu masih marah ya sama aku?” kata Akbar.

“Menurut loe?” kataku.

“Kalau menurut aku sih kamu marah.” Kata Akbar.

“Tuh udah tau masih nanya.” Kataku.

“Maafin aku deh kalau aku punya salah sama kamu. Selama ini aku suka ngegangguin kamu bukan maksud jahat tapi ingin lebih akrab denganmu. Namun kamu malah nyalah artiin.” kata Akbar.

“Oh gitu.” Kataku.

“Hah? Panjang kali lebar aku bicara jawaban kamu hanya itu?” kata Akbar.

“Terus aku harus bilang apa dong selain itu?” kataku.

“Apa kek responnya. Ngomong-ngomong maafin aku ya?” Kata Akbar.

“Gimana ya?” kataku.

“Gimana? Maafin dong.” Kata Akbar.

“Ya udah iya, aku maafin. Aku juga minta maaf ya kalau aku juga punya salah sama kamu.” Kataku.

“Jadi mulai sekarang. Kita udah gak musuhan lagi kan?” kata Akbar.

“Iya.” Kataku.

Setelah lama berbincang-bincang dengan Akbar, akupun sampai dikamar rawat ayahku. Betapa kagetnya aku saat aku masuk kedalam kamar rawat ayahku, ayahku sudah tak ada disana tinggal suster yang sedang merapikan kasur ayahku.

“Suster ayah dan ibuku kemana?” kataku.

“Oh ayah dan ibu adik sudah pulang baru saja.” Kata suster itu.

“Terimah kasih sus atas informasinya.” Kataku.

Akupun langsung berlari keluar kamar rawat ayahku tanpa sengaja aku menarik tangan Akbar dan berlari bersamaku. Dia hanya tersenyum.

“Ayo sini aku antar pulang.” Kata Akbar.

“Tidak usah terimah kasih tawarannya. Aku bisa pulang sendiri kok.” Kataku.

“Kalau kamu tidak mau dianter sama aku berarti kamu masih marah sama aku.” Kata Akbar.

“Ya udah, iya aku ikut di mobil kamu.” Kataku.

“Ya gitu dong.” Kata Akbar sambil membuka pintu mobilnya.

Akupun masuk kedalam mobil Akbar, Akbarpun menyalakan mesin mobilnya dan menjalankan mobilnya mengantarku kerumah. Karena kami berdua kelaparan, Akbarpun menawariku untuk makan siang dulu di cafe.

“K:amu lapar?” kata Akbar.

“Iya aku lapar nih?” kataku.

“Kita singgah makan dulu gimana?” kata Akbar.

“Gak usah deh, aku makan dirumah saja nanti.” Kataku.

“Sudahlah, itu didepan ada cafe kita makan siang dulu. Itu juga sebagai simbol kalau kita sudah gak musuhan lagi.” Kata Akbar.

Akupun ikut saja dengan Akbar. Aku dan Akbarpun makan siang bersama, tak aku sangka pula makanan kesukaan kami berdua sama, yaitu nasi goreng pedas. Saat aku dan Akbar memesan pelayan menertawai kami berdua.

“Kamu ikut-ikutan lagi.” Kataku.

“Nasi goreng memang makanan kesukaanku sejak kecil.” Kata Akbar.

“Oh ya? Kenapa ya banyak hobby dan kesukaan kita yang sama.” Kataku.

“Mungkin kita jodoh.” Kata Akbar.

“Idih, ora’ sudi jodoh sama kamu.” Kataku.

“Kamu cewek pertama loh yang nggak mau sama aku.” Kata Akbar menyombongkan.

“Aku tidak seperti mereka. Aku ya aku.” Kataku.

“Weitz, aku suka prinsip kamu.” Kata Akbar.

“Makasih.” Kataku.

“Ya sudah ayo makan makanannya nanti keburu dingin.” Kata Akbar.

“Iya.” Kataku.

Aku dan Akbar pun mulai memakan makanan yang kami pesan tadi. Mengenai Akbar, Memang Akbar adalah siswa terganteng disekolahku, bukan hanya teman-temanku yang menyukainya, tapi kakak-kakak kelasku juga banyak yang menyukainya apalagi dia juga pintar dan selalu peringkat 2 umum disekolah.

Selang beberapa menit, makanan aku dan Akbarpun habis dan Akbarpun segera kekasir membayar makanan kami tadi. Dan langsung mengantarku pulang. Dulu aku tidak terlalu tertarik dengannya karena aku memang sering diisengi olehnya, dia selalu mencari gara-gara kepadaku yang katanya ingin akrab dengaku namun salah aku artikan. Tapi, sekarang aku mulai menyadari bahwa dia baik. Dan sejak saat itu aku mulai menemukan sosok sahabat yang aku cari selama ini. Dia adalah Akbar musuhku dahulu.

***Tamat***

#Sitti Fatimah Rauf

Diantara 2 Hati

  • Diantara 2 Hati!!

Aku duduk termenung memikirkan permasalahan ini aku bingung harus memilih antara aldy atau haykal???. Disatu sisi aku tahu bahwa mereka adalah sahabat karib dari dulu dan mereka adalah satu kontingen yaitu kontingen Bulungan, Kalimantan Timur. Aku bertemu dengan mereka saat aku mengikuti Jambore Budaya Serumpun 3 kebetulan putri kontingennya satu rumah adat denganku, maka dari itu mereka sering kerumah adat yang kami tempati tidur selama Jambore Budaya Serumpun 3 berlangsung.

Teringat saat aku dan peserta Jambore Budaya Serumpun 3 menuju kelapangan utama untuk bersama-sama mengikuti gladi pembukaan Jambore Budaya Serumpun, pada saat itu sedikit gerimis tadi juga telah hujan maka dari itu lapangan sedikit kotor dan becek, maka dari itu panitia menyuruh kami untuk membuka sepatu tapi karna kami dengan polosnya tidak tahu klo kami tidak di perbolehkan memakai sepatu itu menyelonong ke lapangan yang sedang becek-beceknya, pas ditengah perjalanan menuju ke lapangan kami yang memang tidak tahu prosedur disuruh berhenti di tengah-tengah lapangan dan semua pasang mata mengarah kepada kami “aduhhh malunya..” kataku dalam hati.

Kami disuruh panitia untuk mencopot sepatu sekarang lalu mengambil posisi barisan di dekat peserta dari kontingen lain kebetulan kami yang satu rumah adat berdekatan semua, karna kami yang sudah terlalu dekat sudah seperti bersaudara. Bukannya kami serius mendengarkan instruksi untuk pembukaan nanti malam, malah kami bercerita dibelakang dan malah main-main tanah-tanah seperti anak kecil.

****

Gladi pembukaan selesai, semua peserta pulang kerumah adat masing-masing, ditengah perjalanan  tiba-tiba hujan turun dan mengguyur kami. Sepatu yang tadi  memang sudah kotor jadi bertambah kotor, mungkin karna terlalu sayang dengan hp aku yang saat itu kebetulan sedang sakit tapi memaksakan diri untuk mengikuti gladi itu, bukannya memikirkan kesehatanku malah memeriksa kantongku dan mengambil hpku dan mendekapnya hampir saja sepatuku ku lupakan, untung ada putra dari kontingen lain yang baik hati membawakan sepatuku  dan  kamipun berlari menuju kerumah adat.

Sampai dirumah adat putra itu malah menuju kerumah adat kami, ternyata dia adalah putra kontingen bulungan kalimantan timur, belum sempat aku mengucapkan terimah kasih padanya dia telah menuju ketempat teman putri kontingennya, aku yang memang bisa dibilang cuek hanya duduk di dekat tangga rumah adat dan melap-lap sepatuku, tanpa ku sadari ada 2 pasang mata yang ternyata memperhatikanku sedari tadi.

****

Putra dari kontingen bulungan tiba-tiba menyanyikan yel-yelnya dengan semangatnya “rimba.. rimba jalanan jalanan ada cewek ada cewek di depanku basah kuyup kuyuuupp” sambil tertawa. Ingin rasanya aku ke mereka dan memarah-marahi mereka tapi saat aku ingin bangun dan melangkah ke mereka, aku akhirnya melihat 2 pasang mata itu yang tidak pernah lepas dariku, tapi bukan malu alasanku sehingga tidak jadi ke mereka tapi 2 pasang mata itu yang seperti ingin memakan ku aku takut melihatnya.

Salah satu temanku melihat tatapan kedua orang itu ke aku, dia langsung memberi tahu temanku yang lain, tanpa di perintah tiba-tiba mereka langsung berkata “cieee… cieee… imha ..” sambil tertawa. Aku sedikit jengkel melihat teman-temanku itu tapi karna aku takut melihat kearah 2 orang itu aku tidak jadi memarahi temanku-temanku itu.

Tak terasa jam telah menunjukkan 18:00 P.M, kami masih didepan rumah adat, sepatuku belum kering, aku dan teman-teman juga belum mandi, sudah ada panggilan lagi untuk bersiap-siap ke masjid melakukan shalat magrib berjamaah dan dilanjutkan shalat isya, kamipun segera bersiap-siap dan menggantung pakaian di sisi-sisi rumah adat, lalu mengambil air wudhu lalu menuju ke masjid, karna aku yang memang sedang capek-capeknya jadi lambat dan hampir terlambat ke masjid, teman-teman satu rumah adatku sudah ke masjid semua yang beragama islam. Hanya tinggal aku yang belum berangkat, karna paniknya aku hampir memakai sandal yang tidak sama, untung ada kak Yunita putri dari kontingen Papua Barat yang meneriakiku dan memeberitahuku. Akupun segera mencari sendalku dan berlari kearah masjid, tanpa sengaja aku berpapasan dengan salah satu dari 2 orang yang tadi memperhatikanku itu, ternyata orangnya baik dan seru diajak ngobrol, dia mengajakku berkenalan namanya adalah Aldy. Karna asyik mengobrol tak terasa telah iqamah akupun mempercepat langkahku tapi karna memang laki-laki itu lebih cepat daripada perempuan akupun lebih lambat daripada dia. Tapi karna dia orangnya cukup sabaran dia menungguku dan berkata “ayoo… cepat sedikit imha.. sudah iqamah tuh” “iyya bentar, kamu sih emang enak pake celana panjang nah aku pake mukena” kataku kepadanya. Tanpa memperpanjang lebar perbincangan aku langsung saja berlari menuju mushallah dan masuk lewat pintu khusus putri dan Aldy lewat pintu khusus putra. Shalatpun dilaksanakan.

****

Setelah melaksanakan shalat berjamaah, akupun pulang bersama dengan teman serumah adatku, tapi entah adaapa tiba-tiba teman-temanku lari meninggalkanku sendiri dijalan, akupun sedikit marah untung ada Aldy yang baik, dia meninggalkan teman-teman putranya dan mendekatiku lalu aku dan aldypun berjalan bersama sambil bercakap-cakap. “Nama kamu Imha kan?? Katanya sambil menjabat tanganku. “iyya kok tempe hehehe…” kataku sambil membalas jabat tangannya dan tersenyum, dia malah tertawa dan berkata “Malam ini kamu ikut acara pembukaan kan?” “so.. pasti dond..” kataku. “kamu orangnya lucu ya..” katanya. “hahaha.. lucu?? Biasa ajja deh” kataku sambil tertawa. “iyya ciusss kamu lucu” katanya. “ohhh… makasih” kataku sambil tersenyum. “behhh.. senyumanmu mengalihkan duniaku hahahha “ katanya sambil tersenyum. “weitzz gombaaalll…” kataku sambil menjulurkan lidahku kepadanya. Dia tertawa dan berkata kepadaku “kamu nanti mau dibarisan mana???”. “belum tau juga…” kataku. “klo nanti boleh melebur putra dan putri aku kekamu ya?” katanya. “boleh gak ya…” kataku. “hmm.. klo gak boleh ya sudah..” katanya. “hmm… hmm.. ada anak yang ngambek niyye…” katanya sambil menjulurkan lidahku kepadanya. Dia tiba-tiba mengambil hpnya mungkin karna hpnya berbunyi, dan berkata “aku duluan ya… kakak pembinaku mencariku”. “okok see you..” katanya. “ehh.. minta nomor kamu donk…” katanya. “ nomor sepatu, nomor baju atau nomor apa hayoo.. hahaha “ kataku sambil tertawa. “haduh.. kamu itu emang lucu ya.nomor hp maksudku…cepat donk aku buru-buru nih please…”  katanya sambil menatapku. “ya udah ini 085242601113 tapi klo sms kasih nama ya… jangan ngerjain..” balasku. “iya iya ok makasih cantik.. bye bye see you…” sambil tersenyum kepadaku dan berlalu.

Tak terasa didepanku itu adalah rumah adatku sendiri, dan ternyata dari tadi teman-temanku melihatku berbincang-bincang dengan Aldy tadi, pas aku hampir mendaratkan kaki ke anak tangga rumah adat itu sudah banyak pertanyaan yang keluar dari mereka dan tak jarang yang berkata “cieee cieee” aku jadi malu dengan mereka dan lari ke dekat tasku. Tak lama aku duduk, panggilan dari panitia Jambore sudah ada “panggilan.. panggilan.. kepada seluruh peserta Jambore Budaya Serumpun 3 agar segera bersiap-siap 10 menit kedepan upacara pembukaan akan dilaksanakan, maaf sebelumnya karna lapangan sedang tidak memadai untuk dijadikan tempat upacara pembukaan jadi pembukaan akan dilaksanakan di rumah adat utama sebelah utara pameran… terimah kasih..”.

Tak lama setelah pengumuman itu keluar hpku berbunyi new number langsunglah aku membukanya. Isi smsnya “Ini aku Aldy, nanti klo kamu sudah dirumah adat sms aku ya.. atau klo kamu sudah di depan rumah adat sms aku ya…”  belum aku membalas pesannya, tiba tiba kak Sri wakil Pembina Jamboreku memanggilku dan langsung menyuruhku makan karna aku memang belum makan dari tadi, akupun langsung mengambil jatah makananku dan langsung makan, setelah makan aku langsung mengambil baju pramukaku, lalu berlari keluar karna teman-temanku sudah dari tadi menungguku, tiba-tiba ada yang memanggilku ternyata dia adalah Aldy. Teman-temannya langsung melihatku saat aku berbalik kearah Aldy, dan temanku dengan semangatnya berkata “cieee… imha ada yang baru nih..” sambil meledek. Karna aku sedang malas meladeni mereka akupun langsung mengacuhkan mereka dan duduk di teras rumah adat.

****

Semua peserta Jambore Budaya Serumpun pun menuju ke rumah adat utama dan sahabatku pun langsung menarik tanganku dan mengajakku menuju kearah rumah adat utama. Sampai di rumah adat utama kami pun dibagi kembali karna tempatnya tidak memungkinkan jadi hanya bisa mengutus 2 orang perkontingen, sahabatku mengajakku untuk masuk tapi aku menolak karna kalau didalam kita tak bisa berbuat apa-apa selain duduk dengan manis. Jadi, aku memutuskan untuk menyaksikan dari luar saja. Tak lama aku berdiri, Hpku berdering ternyata sms dari Aldy, isinya “kamu masuk kedalam atau tidak?” akupun membalas pesannya “tidak, males.. didalam suntuk” tak lama setelah aku balas smsnya, dia balas lagi “klo gitu kita ke pameran ajja gimana?? Daripada tinggal diluar gak ada kerjaan aku tunggu di tangga rumah adat utama ok” akupun membalas “untuk apa ke pameran?” dia membalas “jalan-jalan ajja, ok aku tunggu ya..” aku membalas “ya sudah ok”.

Akupun menuju ke tangga rumah adat utama, pertama temanku menanyakan aku mau kemana tapi aku hanya bilang “mau keluar cari udara segar sebentar “ dan segera menuju ke tangga rumah adat utama. Setelah aku berjalan beberapa meter akupun sampai di tangga itu, dan ternyata disana sudah ada Aldy dan teman-temannya, saat dia melihat aku dia langsung saja memanggilku “imha… kesini..” akupun kesana dan berkata “untuk apa kamu ajak aku kesini?” dia pun menjawab “yaaa gak papa mau jalan ajja, ikut yaa…” aku menjawab “hmm… gimana ya… tadi aku pamit sama temanku cuman sebentar” dia menjawab “ikut donkkk ada yang mau aku bicarakan juga” aku menjawab “apa yang mau kamu bicarain?” dia menjawab “hmm.. nanti aku kasih tau tapi ikut ya.. tenang ajja kita perginya cuman berdua kok mereka-mereka ini gak ikut” sambil menunjuk kea rah teman-temannya “hmmm.. berdua ajja? Bukan muhrim tau” dia menjawab “ maksud aku pergi kepamerannya berdua, dipameran kan banyak orang” aku menjawab “ ohh iyya yaa… aku lupa heheh.. ya udah ok aku ikut” dia menjawab “ok deh ayoo.. jalan..” sambil menarik tanganku dan kami pun menuju ke pameran. “sebenarnya kamu mau bilang apa sih? dia pun menjawab “ aku mau jujur tapi kamu jangan marah ya..” aku pun menjawab “loh kok marah emang kamu salah apa?” dia menjawab “hmm..janji gak marah ya… “ akupun menjawab “iya.. iyya aku penasaran tauu..” diapun menjawab “se…se…benernya aku suka sama kamu , kamu mau gak jadi pacar aku?” aku pun menjawab “hmm.. gimana yaa… sebenernya sih aku udah janji sama om aku klo aku gak bakalan pacaran sebelum kuliah. Dia pun menjawab “hmm.. please terimah aku..” akupun menjawab “hmm… gimana ya..” diapun menjawab “gini ajja kamu fikirin ajja dulu pas malam penutupan nanti baru kamu jawab” akupun menjawab “hmmm.. ya udah iyya…” diapun menjawab “ya sudah ok, kita keeling-keliling ajja sebentar disini trus aku anterin kamu pulang kerumah adat kamu” akupun menjawab “iyya sebentaran ajja ya keliling-kelilingnya nanti aku dicariin Pembina” dia menjawab “iyya ayookk..” menjabat tanganku dan mengajakku keliling-keliling, kamipun keliling pameran.

****

Setelah beberapa saat keliling-keliling pameran, akupun pulang kerumah adat dan Aldy juga pulang kerumah adatnya, sebelum aku tidur dan hokum tenang dilaksanakan, aku masih sempat smsan dengan Aldy, setelah beberapa kali membalas smsnya aku ketiduran .

Pas aku bangun, aku melihat kea rah hpku ternyata tadi malam Aldy mencoba sms aku terus, aku jadi merasa bersalah dengannya. Setelah membuka satu-satu smsnya aku langsung mengiriminya pesan “maaf nah.. ketiduranka tadi malam J..” dia langsung saja membalas pesanku “iyya gak papa.. nanti jelajah wisata kan? Kamu berangkatnya di bus apa? Sama putri Bulungan gak?” akupun menjawab “kayaknya sih iyya.. nanti lah dilihat, emang kenapa??” dia membalas “klo sama bulungan kita bisa ketemu nanti pas penjelajahan” akupun membalas “hmm iyya iyya… udah dulu ya aku mau siap-siap pergi senam” dia membalas “ya udah ok aku juga udah mau pergi senam ini” aku tak membalas smsnya lagi karna harus siap-siap, setelah siap-siap aku pun menuju tempat senam dan melaksanakan senam pramuka yang di instruksikan oleh Pembina-pembina dari seluruh kontingen yang ikut dalam Jambore Budaya Serumpun 3 itu.

Selama senam berlangsung, aku tak begitu konsen aku masih saja memikirkan jawaban untuk Aldy itu hampir saja saat aku melakukan gerakan senam, aku menginjak kaki orang yang dibelakangku. Untung saja yang dibelakangku langsung memberitahuku. Setlah beberapa menit berlalu senampun selesai dan seluruh peserta pulang kerumah adat masing untuk bersiap-siap mengikuti kegiatan jelajah wisata yang akan diadakan di Pulau leang-leang dan Bantimurung (Maros).

****

Pukul 08:00 WITA, waktunya aku dan peserta lain mengikuti jelajah wisata dan kami pun baris tapi, tiba-tiba kak syahid datang mengambil kami dan membawa kami ke rumah adat Barru (rumah adat putra), ternyata aku dan teman-teman di panggil untuk di beri uang jajan ayyeee… 😀

Akupun dan teman-teman terlambat untuk mengambil mobil,  akhirnya kami terpisah-pisah aku ikut di mobil 12 dan yang laennya entah di mobil mana karna kami terlambat naik ke mobil jadi aku tidak duduk tapi yaaa emang klo anak tomboy duduk atau tidak bisa di akalin aku duduk d pintu tapi walaupun seperti itu perjalanan tetap menyenangkan bagiku. Di tengah perjalanan ku tak henti-hentinya melihat wajah teman-teman Jamboreku yang berasal dari beberapa kontingen yang sedang tidur.

Hahaha 😀 seru-serunya merhatiin aku tiba melihat ada anak jamboree yang aku juga tidak tau dari kontingen mana lagi sender di bahu temannya sambil tidur ada juga yang tidur secara bertumpuk-tumpuk jadinya yang paling bawah keberatan :D.

Di tengah perjalanan aku tak bisa menahan tawaku melihat teman-teman jamboreeku itu, tak lama kemudian kami pun sampai di pulau Leang-Leang kami semua pun berbaris dan langsung menuju gowa pertama.

****

Akupun menuju gowa pertama, aku sangat takjub dengan keindahan tempat itu, di dinding-dindingnya terdapat gambar-gambar tangan, gambar rusa, dan sebagainya, dan kami pun di beri arahan dan ulasan sejarah mengenai tempat itu.

Ternyata dahulu tempat itu adalah pulau yang tenggelam, akupun menaiki tangga yang klo tidak salah 62 buah anak tangga . ngeri-ngeri juga naik tangga itu soalnya, tangganya kecil dan kita harus menaikinya hanya dua arah, yang satu ke atas yang satunya lagi kebawah, aku sampai takut melihat kebawah.

Setelah menunggu cukup lama akupun sampai di atas , pemandangan dari atas sangat indah woooooooooooowwwww…. AMAZING…. Diatas aku diperlihatkan gambar-gambar lagi tapi karna penjaga takut peserta jatuh ketika naik ke gowa pulau tersebut, penjaganya hanya memperbolehkan memotret binatang purba itu, itupun bukan aku langsung yang memoto hanya penjaga itu yang memotret gambar-gambar tersebut dan setelah itu aku dan peserta lain pun turun dengan naik tangga itu lagi “takutka’ liat kebawah” kataku :D.

****

Setelah jalan-jalan mengelilingi pulau leang-leang aku dan peserta lainpun melanjutkan perjalanan ketempat wisata ke 2 yaitu Bantimurung dengan naik mobil lagi, sebenarnya kami harus menjelajahi pulau leang-leang menuju bantimurung dengan berjalan kaki, tapi karna cuaca pada saat itu hujan  akhirnya kami naik mobil kesana.

Selang beberapa menit kemudian akupun sampai di Bantimurung. Aku dan peserta lain langsung dituntun menuju tempat penangkaran kupu-kupu.

Tapi, saat tiba disana masih gerimis jadi kupu-kupu yang keluar tidak ada jalanpun becek hampir saja kami jatuh karna jalannya mring-miring, setelah beberapa menit mengitari penangkaran kupu-kupu, aku dan peserta lain pun menuju suatu tempat yang berada didekat permandian Bantimurung yang aku juga tidak tau namanya apa :D.

Disitu kami duduk sambil menyaksikan persembahan teater yang sangat keren. Karna disana tidak dibedakan tempat putra dan tempat putri, tak sengaja disamping aku itu putra, tak lama setelah kuperhatikan sepertinya mukanya tak asing bagiku dia adalah teman satu kontingen Aldy, dia salah satu orang yang dulu memperhatikan aku juga, aku sedikit gugup duduk didekatnya. Tapi, saat aku mencari kesibukan dia tiba-tiba menjulurkan tangannya kearahku dan mengajakku berkenalan “hallo.. boleh kenalan?” akupun menjabat tangannya dan berkata “iyya boleh aku imha, kamu?” dia menjawab “aku haykal, senang bisa kenalan sama kamu” akupun menjawab “aku juga, senang bisa kenal sama kamu”.

****

Kami peserta Jambore Budaya Serumpun 3 pun menyaksikan penampilan teater, dan haykal masih di dekatku, karna saking sibukku memperhatikan teater  sampai-sampai aku tak mendengar panggilan haykal “imhaa…” “imha…” lama baru aku sadar klo dia memanggilku akupun langsung berkata “maaf maaf tadi aku terlalu serius menonton hehehe..” dia menjawab “iyya gak pap kok, ehh aku boleh minta nomor kamu gak?” akupun menjawab “untuk???” dia menjawab “yaa gak papa mau smsan ajja sama kamu” aku menjawab “klo mau tau nomor aku minta ajja sama Aldy” dia menjawab “ok deh”, tak lama aku bercakap-cakap, tak sengaja pandanganku lurus kearah Aldy, ternyata dari tadi dia memperhatikanku bercakap-cakap dengan Haykal sepertinya dia marah. Tapi fikirku dalam hati “untuk apa dia marah? Too dia juga buka siapa-siapaku”, aku memalingkan mukaku kearah teater lagi ternyata pertunjukannya sudah selesai.

Teater selesai dan akupun mengelilingi tempat ini dan di tengah perjalanan aku tak sengaja berpapasan dengan haykal, aldy, dan teman-teman satu kontingennya. Tanpa dikomando mereka berdua berkata “hai imha…” teman-temannya tertawa melihat mereka, aku hanya membalasnya dengan senyuman.

****

Tak terasa waktu telah menunjukkan 17:30 WITA, kamipun pulang ke GOWA kembali untuk istirahat setelah seharian ini full beraktivitas, diperjalanan haykal sms aku “imha.. aku suka kamu, kamu mau jadi pacarku?” aku langsung kaget membaca pesan haykal itu, aku tak menjawab smsnya tapi dia mengirim sms itu berulang kali, terpaksa aku membalasnya “maaf aku gak bisa” dia membalas “kenapa?” aku membalas “pokoknya aku gak bisa” dia membalas “kamu gak usah jawab sekarang sampai kapanpun aku akan nunggu kamu kok”. Sejak saat itu aku jadi tertutup dengan mereka aku jadi bingung, apakah aku harus memilih Aldy atau Haykal? Sampai penutupan Jambore Budaya Serumpun pun aku masih bingung memilih yang mana, aku tak mau membuat hati dari salah satu mereka jadi tersakiti, akupun memutuskan untuk tidak memberi jawaban untuk mereka. Sampai sekarang pun aku masih bingung memilih Aldy atau Haykal? Entah sampai kapan aku begini.

 

*** Selesai ***

 

Pengertian Sejarah

  1. Pengertian Etimologis (Lughawi)

Istilah sejarah dalam bahasa arab dikenal dengan tarikh, dari akar kata arrakha (a-r-kh),yang berarti menulis atau mencatat; dan catatan tentang waktu serta peristiwa.[1] Akan tetapi, istilah tersebut tidak serta merta hanya berasal dari kata ini. Malah ada pendapat bahwa istilah sejarah itu berasaldari istilah bahasa Arab syajarah, yang berarti pohon atau silsilah. Makna silsilah ini lebih tertuju pada makna padanan tarikh tadi; termasuk kemudian dengan padanan pengertian babad, mitos, legenda dan seterusnya.[2] Syajara berarti terjadi, syajarah an-nasab berarti pohon silsilah.

Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah sejarah yang dipakai dalam literatur bahasa Indonesia itu terdapat beberapa variasi, meskipun begitu, banyak yang mengakui bahwa istilah sejarah berasal-muasal,dalam bahasa Yunani historia. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan history, bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte, yang berarti yang terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis.

Menilik pada makna secara kebahasaan dari berbagai bahasa di atas dapat ditegaskan bahwa pengertian sejarah menyangkut dengan waktu dan peristiwa. Oleh karena itu masalah waktu penting dalam memahami satu peristiwa, maka para sejarawan cenderung mengatasi masalah ini dengan membuat periodesasi.[3]

 

  1. Pengertian Terminologis (Istilahi)

Istilah sejarah, dalam pengertian terminologis atau istilahi, juga memiliki beberapa variasi redaksi. R.G. Collingwood, misalnya mendefinisikan sejarah dengan ungkapan history is the history of thought (Sejarah adalah sejarah pemikiran); history is a kind of research or inquiry (Sejarah adalah sejenis penelitian atau penyelidikan). Pada kesempatan lain, Collingwood memaknakan sejarah (dalam artian penulisan sejarah atau historiografi), seperti membangun dunia fantasi (are peaple who bulid up a fantasy-word).[4]

Nouruzzaman Shiddiqie mendifinisikan sejarah sebagai peristiwa masa lampau yang tidak hanya sekadar memberi informasi tentang terjadinya peristiwa itu, tetapi juga memberikan interpretasi atas peristiwa yang terjadi dengan melihat hukum sebab-akibat.[5]

Jauh sebelumnya, Ibn Khaldun (1332 – 1406), dalam kitabnya al-Muqaddimah, telah mendefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia; tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu, seperti kelahiran, keramah-tamahan, dan solidaritas golongan; tentang revolusi dan pemberontakan rakyat melawan golongan lain; akibat timbulnya kerajaan-kerajaan dan negara dengan tingkatan bermacam-macam kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk mencapai kemajuan kehidupannya, berbagai macam ilmu pengetahuan, dan pada umunya tentang segala macam perubahan yang terjadi di dalam masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri.[6]

R.Moh.Ali, mengemukakan pengertian sejarah mengacu dalam tiga makna :

1) Sejumlah perubahan-perubahan, kejadian-kejadian dan peristiwa kenyataan

2) Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian peristiwa realita

3) Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian dan peristiwa realitas.[7]

Menurut Sartono Kartodidjo, sejarah dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu sejarah mentalitas (mentalited history), sejarah sosial (sosiological history), dan sejarah struktural (structural history).[8]

Hegel berpendapat, bahwa sejarah terbagi menjadi sejarah asli, sejarah reflektif, dan sejarah filsafati. Pertama sejarah asli, yang memaparkan sebagian besar terbatas pada perbuatan, peristiwa dan keadaan masyarakat yang ditemukan di hadapan mereka. Kedua sejarah reflektif, adalah sejarah yang cara penyajiannya tidak dibatasi oleh waktu yang dengannya penulis sejarah berhubungan. Ketiga sejarah filsafati. Jenis ini tidak menggunakan sarana apapun kecuali pertimbangan pemikiran terhadapnya.

Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu, yaitu merekonstruksi apa saja yang sudah dipikirkan, dikejakan, dikatakan, dirasakan, dan dialami oleh orang. Namun, perlu ditegaskan bahwa membangun kembali masa lalu bukan untuk kepentingan masa lalu itu sendiri[9]. Sejarah mempunyai kepentingan masa kini dan, bahkan, untuk masa akan datang. Oleh kerenanya, orang tidak akan belajar sejarah kalau tidak ada gunanya. Kenyataannya, sejarah terus ditulis orang, di semua peradaban dan disepanjang waktu. Hal ini, sebenarnya cukup menjadi bukti bahwa sejarah itu perlu.

Sejarah merupakan suatu dialog yang tiada akhir antara masa kini dan masa lalu. Ini dapat dilihat berdasarkan kerangka keragaman (diversity), perubahan (change), dan kesinambungan (continuity) melalui dimensi waktu[10].

Sejak awal penulisan sejarah (historiografi) identik dengan politik. Bahkan Sir John Seeley, sebagaimana dikutip Mark M.Krug, mengatakan “History is past politics” dan politik adalah sejarah masa kini. Persepsi ini terbentuk karena kenyataan bahwa sejarah dianggap atau diperlakukan sebagai sejarah raja-raja, sejarah timbul atau tenggelamnya para penguasa, sejarah naik dan turunnya dinasti-dinasti, sejarah bangun dan runtuhnya rezim-rezim politik dan sebagainya. Pada perkembangan penulisan sejarah kekinian berkembang tiga jalur : (1) perkembangan sejarah politik yang dominan, (2) perkembangan sejarah sebagai biografi, dan (3) teori sejarah orang besar.

Sajak untuk SMA NEGERI 2 Barru

Dulu kami tak tahu

 

Keberadaanmu yang tersembunyi

 

Tersembunyi dibalik gunung 

Yang membuat kami tak bisa

Melihat keberadaanmu

 

Pegunungan yang bagaikan tirai

Yang tertutup rapat, tak ada celah

untuk melihatmu

 

kami tak tahu bagaiman caranya

Menapaki jalanmu, yang tak kunjung juga

Kami temukan jalan itu

 

Tuhan…

 

Beri kami secercah harapan…

Datangkanlah malaikatmu untuk membuka tirai itu

 

Langit nan kelam berubah warna

 

Menghembuskan angina segar

Yang menyegarkan batin

 

Menapik segala resah yang

Menggelayuti hati

 

Oh.. indahnya lazuardi biru

 

Matahari kembali terbit

Menampakkan sinarnya yang gagah dan menunjukkan jalan

Untuk kami semua

 

Untuk keluar dari labirin yang tak kunjung

Kami temukan pintu keluarnya

 

Kini.. kami tahu betapa berartinya

Kau bagi kami semua

 

Kami sangat membutuhkanmu,

Karena kehidupan terasa kosong

Tanpa kehadiranmu

 

Setiap pagi,

Kami terbangun dari tidur

 

Mentari menyambut kehadiran kami

 

Setiap detik kami akan kulewati bersamamu

 

Mengisi di setiap denyut nadi kami

 

Bagaikan oksigen yang selalu ada di setiap detak jantung kami

 

Kau memberikan nafas baru bagi kami

Ditengah mentari tersenyum padamu

 

Kau bagaikan sosok terang dalam kegelapan,

Yang mampu menghidupkan sinar redup

 

Kau tetap berdiri kokoh dan tak pernah lelah

Untuk menyambut  kedatanga kami semua disini

 

Kau memberikan kami ilmu-ilmu baru

Yang selalu kau keluarkan dari gudang hartamu

 

Kaulah istana kedua kami

Yang memberikan kami kedamaian dan ketentraman

Setiap kali kami menapakkan kaki di pangkuanmu

 

Kau membuat kami semua nyaman untuk mempelajari itu

 

Kau memberikan kami semangat beja

Sekeras betonmu agar kami tegar menjejaki hidup ini

 

Kau akan selalu ada bagaimana pun keadaan kami

 

Kau yang membuat kami mengenal sosok-sosok yang luar biasa dalam hidup ini

 

Bertemu kawan, meraih harapan

 

Merakit mimpi, meraih harapan

 

Bersama guru-guru kami dan kawan-kawan kami

Kau bawa kami meraih mahligai kehidupan

 

Kini usiamu sudah 3 tahun

 

Semangat mudamu terus membara

 

Yang selalu menjaga semangat kami

 

Dengan kehadiranmu

 

Kami mengerti apa ingin kami

 

Apa ingin orang tua kami

 

Dan apa ingin bangsa kami

 

1092 hari kami akan lalui dengamu

 

Bersama SMADAB akan kami kejar mimpi-mimpi kami

 

Dan bersama SMADAB akan kami kejar mimpi-mimpi kami

 

Bersama SMA Negeri 2 Barru akan kami raih cita kami

 

Dan bersama SMA Negeri 2 Barru akan kami capai impian kami

 

Tak ada yang pernah kami lupakan,

Selain kenang-kenangan yang indah bersamamu

 

SMA NEGERI 2 BARRU

 

Selamat hari jadi ke 3

 

We always proud of you

 

And thank you for all.

Gambar

Besaran Turunan, Besaran pokok, dan Dimensinya

Besaran Turunan adalah besaran yang terbentuk dari satu atau lebih besaran pokok yang ada. Besaran adalah segala sesuatu yang memiliki nilai dan dapat dinyatakan dengan angka.

Misalnya adalah luas yang merupakan hasil turunan satuan panjang dengan satuan meter persegi atau m pangkat 2 (m^2). Luas didapat dari mengalikan panjang dengan panjang.

Berikut ini adalah berbagai contoh besaran turunan sesuai dengan sistem internasional / SI yang diturunkan dari sistem MKS (meter – kilogram – sekon/second) :

– Besaran turunan energi satuannya joule dengan lambang J

– Besaran turunan gaya satuannya newton dengan lambang N

– Besaran turunan daya satuannya watt dengan lambang W

– Besaran turunan tekanan satuannya pascal dengan lambang Pa

– Besaran turunan frekuensi satuannya Hertz dengan lambang Hz

– Besaran turunan muatan listrik satuannya coulomb dengan lambang C

– Besaran turunan beda potensial satuannya volt dengan lambang V

– Besaran turunan hambatan listrik satuannya ohm dengan lambang ohm

– Besaran turunan kapasitas kapasitor satuannya farad dengan lambang F

– Besaran turunan fluks magnet satuannya tesla dengan lambang T

– Besaran turunan induktansi satuannya henry dengan lambang H

– Besaran turunan fluks cahaya satuannya lumen dengan lambang ln

– Besaran turunan kuat penerangan satuannya lux dengan lambang lx

Besaran Pokok, Tambahan dan Turunan Dalam Sistem Internasional / SI – Fisika

Sistem Internasional adalah sistem yang dikembangkan dari sistem besaran metrik yang diresmikan di perancis tahun 1960. Besaran pokok memiliki dimensi sedangkan besaran tambahan tidak memiliki dimensi. barakmandiriinternet.blogspot.com

A. Tujuh (7) besaran pokok sesuai Sistim Internasional / SI adalah :

1. Besaran pokok panjang satuannya meter dengan lambang m

2. Besaran pokok suhu satuannya kelvin dengan lambang K

3. Besaran pokok waktu satuannya detik/sekon dengan lambang a

4. Besaran pokok arus listrik panjang satuannya ampere dengan lambang A

5. Besaran pokok massa satuannya kilogram dengan lambang kg

6. Besaran pokok intensitas cahaya satuannya candela/kandela dengan lambang cd

7. Besaran pokok jumlah zat satuannya mole dengan lambang mol

B. Dua (2) besaran tambahan sesuai Sistem Internasional / SI yaitu :

1. Besaran tambahan sudut datar satuan radian dengan lambang rad

2. Besaran tambahan sudut ruang satuan steradian dengan lambang sr

Besaran Pokok

Untuk mencapai suatu tujuan tertentu di dalam fisika, kita biasanya melakukan pengamatan yang disertai dengan pengukuran. Pengamatan suatu gejala secara umum tidaklah lengkap apabila tidak disertai data kuantitatif yang didapat dari hasil pengukuran. Lord Kelvin, seorang ahli fisika berkata, bila kita dapat mengukur yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya dengan angka-angka, berarti kita mengetahui apa yang sedang kita bicarakan itu.

Apa yang Anda lakukan sewaktu melakukan pengukuran? Misal Anda mengukur panjang meja belajar dengan menggunakan jengkal, dan mendapatkan bahwa panjang meja adalah 6 jengkal. Jadi, mengukur adalah membandingkan sesuatu yang diukur dengan sesuatu lain yang sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Dalam pengukuran di atas Anda telah mengambil jengkal sebagai satuan panjang.

Sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka disebut besaran. Contoh besaran adalah panjang,massa, dan waktu. Besaran pada umumnya memiliki satuan. Panjang memiliki satuan meter, massamemiliki satuan kilogram, dan waktu memiliki satuan sekon. Tetapi nanti akan ada beberapa besaran yang tidak memiliki satuan, misalnya indeks bias cahaya dan massa jenis relatif.

Sebelum adanya standar internasional, hampir tiap negara menetapkan sistem satuannya sendiri. Penggunaan bermacam-macam satuan untuk suatu besaran ini menimbulkan kesukaran. Kesukaran pertama adalah diperlukannya bermacam-macam alat ukur yang sesuai dengan satuan yang digunakan. Kesukaran kedua adalah kerumitan konversi dari satu satuan ke satuan lainnya, misalnya dari jengkal ke kaki. Ini disebabkan tidak adanya keteraturan yang mengatur konversi satuan-satuan tersebut.

Akibat kesukaran yang ditimbulkan oleh penggunaan sistem satuan yang berbeda maka muncul gagasan untuk menggunkan hanya satu jenis satuan saja untuk besaran-besaran dalam ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Suatu perjanjian internasional telah menetapkan satuan sistem internasional (Internasional System of Units) disingkat satuan SI. Satuan SI ini diambil dari sistem metrik yang telah digunakan di Perancis.

Besaran Pokok

Satuan

Singkatan

Dimensi

panjang

meter

m

[L]

massa

kilogram

kg

[M]

waktu

sekon

s

[T]

kuat arus listrik

ampere

A

[I]

Suhu

Kelvin

K

teta

jumlah zat

mol

mol

[N]

intensitas cahaya

candela

cd

[J]

Besaran Turunan

Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Dengan demikian satuan besaran turunan diturunkan dari satuan besaran pokok. Sebagai contoh adalah luas, volum, massa jenis, kecepatan, dan percepatan.

Besaran Turunan

Rumus

Dimensi

Satuan dan Singkatan

Luas

panjangXlebar

[L]2

m2

Volum

panjangXlebarXtinggi

[L]3

m3

Massa jenis

massa/volum

[M][L]-3

kgm-3

Kecepatan

perpindahan/waktu

[L][T]-1

ms-1

Percepatan

kecepatan/waktu

[L][T]-2

ms-2

Gaya

massaXperpindahan

[M][L][T]-2

kgms-2 = newton (N)

Usaha dan Energi

gayaXperpindahan

[M][L]2[T]-2

kgm2s-2 = joule (J)

Tekanan

gaya/luas

[M][L]-1[T]-2

kgm-1s-2 = pascal (Pa)

Daya

usaha/waktu

[M][L]2[T]-3

kgm2s-3 = watt (W)

Impuls dan Momentum

gayaXwaktu

[M][L][T]-1

kgms-1 = Ns

Dimensi

Volum sebuah balok adalah hasil kali panjang, leaber dan tingginya (gambar 1). Panjang, lebar, dan tinggi adalah besaran yang identik, yaitu ketiganya memiliki dimensi panjang. Oleh karena itu, dimensi volum adalah panjang3. Jadi, dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun dari besaran-besaran pokok.

Dimensi besaran pokok dinyatakan dengan lambang huruf tertentu (ditulis huruf besar) dan diberi kurung persegi, seperti diperlihatkan pada tabel 3. Dengan alasan praktis, sering dijumpai tanda kurung persegi ini dihilangkan. Dimensi suatu besaran turunan ditentukan oleh rumus besaran turunan tersebut jika dinyatakan dalam besaran-besaran pokok.

Dua besaran atau lebih hanya dapat dijumlahkan atau dikurangkan jika kedua atau semua besaran itu memiliki dimensi yang sama. Sebagai contoh kita tidak dapat menjumlahkan besaran kecepatan dengan besaran percepatan. Jadi, A + B = C hanya dapat kita jumlah jika ketiganya memilii dimensi yang sama.

Seringkali kita dapat menentukan bahwa suatu rumus salah hanya dengan melihat dimensi atau satuan dari kedua ruas persamaan. Sebagai contoh, ketika kita menggunakan rumus A = 2.phi.r untuk menghitung luas. Dengan melihat dimensi kedua ruas persamaan, yaitu [A] = L2 dan [2.phi.r] = L kita dengan cepat dapat menyatakan bahwa rumus tersebut salah karena dimensi kedua ruasnya tidak sama. Tetapi ingat, jika kedua ruas memiliki dimensi yang sama, itu tidak berarti bahwa rumus tersebut benar. Hal ini disebabkan pada rumus mungkin terdapat suatu angka atau konstanta yang tidak memiliki dimensi, misalnya Ek = 1/2 mv2 , di mana 1/2 tidak bisa diperoleh dari analisis dimensi.

Jika dapat menentukan bagaimana suatu besaran bergantung pada besaran-besaran lainnya, maka anda dapat menggunakan metode analisis dimensional untuk menentukan suatu persamaan yang menghubungkan besaran-besaran tersebut. Anda harus ingat karena dalam suatu persamaan mungkin muncul angka tanpa dimensi, maka angka tersebut kita wakili dengan suatu konstanta tanpa dimensi, misalnya konstanta k. (barakmandiriinternet.blogspot.com)

Notasi Ilmiah

Pengukuran dalam fisika terbentang mulai dari ukuran partikel yang sangat kecil, seperti massa elektron, sampai dengan ukuran yang sangat besar, sangat besar, seperti massa bumi. Penulisan hasil pengukuran benda sangat besar, misalnya massa bumi kira-kira 6 000 000 000 000 000 000 000 000 kg atau hasil pengukuran partikel sangat kecil, misalnya massa sebuah elektron kira-kira 0,000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 911 kg memerlukan tempat yang lebar dan sering salah dalam penulisannya. Untuk mengatasi masalah tersebut, kita dapat menggunakan notasi ilmiah atau notasi baku.

Dalam notasi ilmiah, hasil pengukuran dinyatakan sebagai:

a, . . . . x 10n

di mana:

a adalah bilangan asli mulai dari 1 sampai dengan 9

n disebut eksponen dan merupakan bilangan bulat

Dalam persamaan tersebut,

a, . . . . disebut bilangan penting

10ndisebut orde besar barakmandiriinternet.blogspot.com

Angka Penting

Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, yang terdiri dari angka eksak dan satu angka terakhir yang ditaksir (atau diragukan). Bila kita mengukur panjang suatu benda dengan mistar berskala mm dan melaporkan hasilnya dalam 4 angka penting, yaitu 114,5 mm. Jika panjang benda tersebut kita ukur dengan jangka sorong maka hasilnya dilaporkan dalam 5 angka penting, misalnya 114,40 mm, dan jika diukur dengan mikrometer sekrup maka hasilnya dilaporkan dalam 6 angka penting, misalnya 113,390 mm. Ini menunjukkan bahwa banyak angka penting yang dilaporkan sebagai hasil pengukuran mencerminkan ketelitian suatu pengukuran. Makin banyak angka penting yang dapat dilaporkan, makin teliti pengukuran tersebut. Tentu saja pengukuran panjang dengan mikrometer sekrup lebih teliti dari jangka sorong dan mistar.

Pada hasil pengukuran mistar tadi dinyatakan dalam bilangan penting yang mengandung 4 angka penting : 114,5 mm. Tiga angka pertama, yaitu: 1, 1, dan 4 adalah angka eksak karena dapat dibaca pada skala, sedang satu angka terakhir, yaitu 5 adalah angka taksiran karena angka ini tidak bisa dibaca pada skala, tetapi hanya ditaksir.

Aturan-aturan angka penting:

Semua angka bukan nol adalah angka penting

Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka penting

Semua angka nol yang terletak pada deretan akhir dari angka-angka yang ditulis di belakang koma desimal termasuk angka penting

Angka-angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal adalah bukan angka penting

Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya yang memiliki angka-angka nol pada deretan akhir harus dituliskan dalam notasi ilmiah agar jelas apakah angka-angka nol tersebut adalah angka penting atau bukan

Bilangan penting diperoleh dari kegiatan mengukur, sedangkan bilangan eksak diperoleh dari kegiatan membilang. Hasil perkalian atau pembagian antara bilangan penting dengan bilangan eksak hanya boleh memiliki angka penting sebanyak bilangan pentingnya. Angka lebih kecil dari sama dengan 4 ditiadakan dalam pembulatan, sehingga angka sebelumnya tidak berubah. Angka lebih besar sama dengan 5 dibulatkan ke atas, sehingga angka sebelumnya bertambah dengan satu.

Banyak angka penting dalam hasil perkalian atau pembagian bilangan-bilangan penting sama dengan banyak angka penting dari bilangan penting yang memiliki angka penting paling sedikit. Hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan-bilangan penting hanya boleh mengandung satu angka taksiran. Hasil memangkatkan atau menarik akar suatu bilangan penting hanya boleh memiliki angka penting sebanyak angka penting dari bilangan penting yang dipangkatkan atau ditarik akarnya

Siapakah…

Pagi itu warga desa cakung tiba gempar, ditemukan sosok mayat. Aku yang baru saja habis meronda dengan si Andi, aku bergegas melangkahkan kaki ketempat tidur untuk mengganti tenaga semalam meronda tapi pada saat aku hamper terlelap tiba-tiba banyak warga yang berteriak-teriak sambil memukul pentongan aku sontak kaget dan langsung berlarian mencari sarung dan peciku ditengah perjalanan aku berpapasan dengan andi, langsung aku bertanya kepadanya “ada apa Andi?, kenapa orang-orang berlarian?” dan andipun menjawab “sin…sin..ta”, “ada apa dengan sinta, jawab aku Andi!” aku menghentak-hentakkan tubuh andi yang ada didepanku  “sinta tewas” jawab andi, sontak aku lari menuju tempat jazad sinta berada.

Saat aku tiba disana tiba-tiba diriku merasakan semua peredaran darahku berhenti jantungku seperti berhenti  sejenak berdetak, aku mendekati  jazad sinta, “sinta… kenapa kamu pergi secepat ini”, salah satu dari orang-orang yang berada didekatku berkata “ Roni… sabarlah.. mungkin ini sudah takdir sinta…”

 

****

Sepekan kemudian setelah jazad sinta dikuburkan isu pun banyak muncul tentang siapakah pembunuh sinta, diwarung kopi aku melihat beberapa orang yang sedang bercakap-cakap, tak sengaja aku menangkap satu nama yang taka sing lagi bagiku yakni sinta, akupun langsung bergegas mendekati mereka dan langsung menanyakan apa yang mereka bicarakan, “apa yang kalian bahas tentang sinta?”. Salah satu dari mereka menjawab “kami hanya membicarakan kira-kira apa penyebab kematian sinta” akupun menjawab “memangnya menurut kalian penyebabnya apa?” yang lainpun menjawab “menurut saya kematian sinta ini sudah direncanakan Ron, kamu tahu Ani anak kepala desa yang menaruh hati padamu?” mendengar pertanyaan itu aku berfikir sejenak mengapa orang ini menanyakan hal itu, tak lama kemudian akupun menjwab “iya, aku kenal tapi apa hubungan kematian sinta dengan Ani?” orang itupun menjawab “banyak orang-orang yang bilang bahwa kematian sinta ada hubungannya dengan Ani, sepertinya Ani membenci Sinta karna kamu lebih memilih Sinta daripada dia” belum aku menjwab pertanyaan itu tiba-tiba hpku berbunyi, akupun segera mengangkat telfon yang tak lain adalah telfon dari ibuku, ibuku cemas karna sudah hampir jam 7 aku belum pulang juga padahal tadi aku meminta izin keluar sebentar membeli cemilan.

Akupun bergegas pulang kerumah karna hari itu juga aku sekolah, sampai dirumah aku langsung mandi dan bergegas kesekolahku, ditengah perjalanan aku tak sengaja berpapasan dengan ANi, seketika wajah Ani langsung menjadi pucat dan langsung mempercepat langkahnya meninggalkan aku.

Aku tiba disekolah sebelum semenit bel masuk berbunyi, saat aku melewati pagar langsung saja bel berbunyi aku langsung berlarian menuju kelas, aku langsung duduk ditempat duduk yang tidak lain bersebelahan dengan bangku alm. Sinta, aku kembali memikirkan perkataan orang-orang yang membicarakan bahwa Ani yang membunuh Sinta, tiba-tiba guru bahasa Indonesiaku datang dan membuyarkan lamunanku, pelajaran dimulai tapi aku masih saja memikirkan kematian Sinta “siapakah sebenarnya yang membunuh sintaku?” hanya itulah pertanyaan yang selalu terbersit diingatanku, karna hal ini pula aku jadi tidak memperhatikan pelajaran hari ini, tiba-tiba pak jamal guru bahasa indonesiaku itu membuyarkan lamunanku kembali dan langsung memberikanku pertanyaan yang langsung membuatku skak, karna aku tak bisa menjawab pertanyaan itu akhirnya aku dikeluarkan dari kelas disuruh hormat kepada bendera dibawah terik matahari yang kebetulan hari itu sedang terik-teriknya, tiba-tiba pandanganku mengarah kekoridor sekolah, mataku terbelalak ketika itu aku melihat bayangan sinta yang tersenyum padaku tapi, tiba-tiba bayangan sinta itu menuju kearah gudang sekolah, rasanya aku ingin menurunkan tanganku dan beralari mengikuti bayangan sinta itu, tapi apa daya aku tak dapat berbuat apa-apa karna saat aku hampir menurunkan tanganku dan inign berlari tiba-tiba pak jamal keluar dan langsung berkata “mau apa kamu Roni, kenapa tanganmu tidak menghormat?” mendengar pertanyaan itu aku kembali memperhatikan kearah bayangan sinta tadi muncul. Tapi, saat itu aku sudah tak menemukannya.

****

Bel istirahatpun dimulai, hukumanku pun selesai, tiba-tiba datang Sony yang langsung menarik tanganku ke kantin, saat tiba dikantin tubuh Sony menjadi beku dan pucat, akupun bingung dengan tingkahnya yang aneh itu aku menangkap sebuah keganjalan, sepertinya Sony mempunyai masalah yang tidak dapat dia atasi sendiri, akupun mencoba menanyakan keanehanku itu kepadanya “ adA APA Sony? Tumben kau seperti ini?” “aku tak apa-apa Ron” sony menjawab dengan sedikit terbata-bata.

“Aku tak percaya! Pasti ada yang kau sembunyikan dariku, bicaralah segala sesuatu yang dipendam sendiri itu itu tidak enak” “tidak ada apa-apa” sony menjawab dengan nada yang rendah hampir saja tak terdengar “coba lihat aku, aku sahabatmu sendiri Son liat mataku!” “se…se…sebenarnya…” “sebenarnya apa!” jawabku. “ maafkan aku Roni sebenarnya aku yang telah membunhu sinta, aku mencintai sinta, aku pernah mengungkapkan perasaanku padanya tapi dia menolakku..” sony bebrbicara bagai secepat kilat. Mendengar perkataaan sony aku langsung lemah dan tak berdaya fikiranku kosong ternyata kamu sony…!

****

Jambore Budaya Serumpun 3…!!

Aku dan teman-teman duduk di bawah pohon rindang sambil memakan cemilan dan membeli jajanan yang ada.

Tak lama setelah itu aku dan teman pun dipanggil oleh kakak Pembina kami lalu kami dibagikan slayer, topi rimba, baju jamboree budaya serumpun, matras, dan buku saku jamboree budaya, setelah kami mendapatkan semua itu kamipun menuju rumah adat yang akan inapi rumah adat disana terbagi atas 2 kelurahan yakni kelurahan dara untuk putri dan kelurahan daeng untuk putra, nama rumah adat yang kami tempati itupun adalah rumah adat Soppeng.

Aku dan teman-teman pun membawa barang-barang kami ke rumah adat tersebut barang-barangku sangat berat sampe-sampe akupun tak bisa mengangkatnya dan akhirnya di bantu oleh teman putraku.

Kesan pertama saat kerumah adat soppeng sangat menyenangkan ternyata disana sudah banyak anak-anak tunas bangsa dari kontingen lain dan ternyata kami serumah adat dengan papua pertama aku sedikit jijik karna menurut cerita kakak-kakak kelasku yang dulu mengikuti jamboree nasional orang papua itu jorok tapi yang aku liat sekarang malah sebaliknya mereka sangat rapi dan sangat baik.

Kami mendapat sambutan dari mereka, mereka ramah-ramah terutama kak Sonia yang adalah utusan dari Kalimantan timur dia sangat pandai bergaul dan baik. Hari itupun kami saling tukar buku saku untuk teman-teman menulis biodata mereka, begitu juga sebaliknya mereka juga memintaku untuk menulis biodataku di buku saku mereka juga.hari itu kami belum terlalu akrab.

Gladi pembukaan pun dilaksanakan karna pada saat itu musim hujan jadi lapangan sangat becek dan berlumpur sampai-sampai saat kami pulang kerumah adat kami langsung membersihkan sepatu kami dengan tissue basah temanku saking kotornya tissue yang begitu banyak sampai habis.